Gundah Fajar (Episode.1)

"Akhi ada hal lain sebenarnya yang ingin ana sampaikan…tentang beban hidup yang semakin berat, tentang jurang pendapat yang tajam dengan istri dan keluarga mertua, tentang maisya, dan banyak yang ingin ana keluhkan bersama antum..”

Kamusmedia - Fajar aktivis islam ini tak pernah absent dalam agenda dakwah, ia selalu menjadi terdepan. Di halaqoh dia selalu tepat waktu. Ia menjadi contoh bagi ikhwah yang lain.


Namun akhir-akhir ini ada yang berbeda dari Fajar. Ia lebih cenderung pendiam, ia ingin lebih cepat selesai halaqoh dan tidak ingin berlama-lama. Ia seperti menghindari obrolan-obrolan santai dengan sesama saudara. Sesekali ia bercanda dan tersenyum, namun tetap raut wajahnya mengabarkan ada sesuatu yang sedang ia simpan.


Tapi bukan Fajar, ada masalah lantas cuti dari dakwah, ia tetap hadir dalam syuro-syuro yang memakan waktu, ia tetap hadir dalam setiap agenda jama’ah. Ia selalu ada di halaqoh pekanan. Ia tetap memberikan yang terbaik meski sedang berada dalam kubangan masalah yang menggelayuti hati dan fikirannya.


Saat agenda qodhoyah dalam halaqoh tiba waktunya. Murobbinya yang sudah mengamati akan perubahan yang halus pada Fajar, mempersilahkan Fajar untuk menyampaikan qodhoyah terlebih dahulu.


“akh Fajar tafadhol antum awalan” Sang Murobbi mempersilahkan Fajar

Fajar tersenyum,. Sedang hatinya seperti dipukul dan jantungnya tersentak..”ya Allah apakah harus kusampaikan disini?” gumam Fajar dalam hati...


“ayo akh antum duluan” kembali Murobbinya mempersilahkan fajar untuk yg kedua kalinya.

“oh iya stadz…”

Dengan rasa berat Fajar memulai qodhoyahnya.

“ana alhamdulillah sehat, istri sehat. Anak sempet sakit demam beberapa hari yang lalu..”

Fajar terdiam sejenak…

“usaha lancar-lancar saja, binaan alhamdulillah 100% hadir. Semuanya baik-baik saja, tidak ada hal yang berarti”

“usaha antum gimana akh, lancar kan?? Makin pesat aja kayanya nih”. Akh budi menggoda Fajar, yang agak menohok batin fajar.”

“alhamdulillah…usaha tidak ada kendala yang berarti”


Fajar belum mau bicara kondisi sesungguhnya..entah kenapa Fajar lebih memilih diam. Fajar memang dikenal seorang yang tertutup, ia lebih suka membawa dan meyelesaikan masalahnya sendiri. Ia tidak mau membebani saudaranya dengan masalah yang sedang ia hadapi. Bukan ia tidak tsiqoh dengan saudaranya, namun karena Fajar begitu menyayangi saudaranya, ia khawatir menambah beban masalah saudaranya, yang mungkin sedang memiliki masalah yang tidak sederhana juga.


Fajar dikenal memiliki empati yang tinggi dengan saudaranya. Ia sangat suka membantu dan meringankan beban saudaranya, namun ia paling tidak mau membebani saudaranya dengan masalahnya.. Istilahnya, Fajar “siap direpotkan tapi tidak mau merepotkan”


Fajar berbohong…!!

Usaha yang dirintisnya tidak sedang baik-baik saja!! Bahkan terancam gulung tikar, dan Fajar harus mengembalikan modal investor senilai di atas 100juta

Keluarganya sedang sakit demam, batuk filek.

Fajar sudah 3 bulan tanpa penghasilan sepeserpun, justru istrinya yang bekerja menanggung biaya rumah tangga.

Fajar malu sebagai laki-laki namun seperti hilang rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Fajar malu sebagai kepala keluarga yang berkewajiban menafkahi istri dan anak, kini tak sepeserpun ia dapatkan..bahkan harus mengorbankan istri untuk bekerja

Fajar malu pada mertuanya karena anaknya telah dititipkan padanya sejak akad terucap..

Fajar malu pada saudara-saudaranya, saat mereka sibuk mencari nafkah, justru fajar belum ada kejelasan dimana rizkinya berada…

Namun Fajar terus berusaha mencari rizki-Nya…hanya saja Allah tengah mengujinya…untuk bersabar dari segala ujian dari-Nya..

Handphone fajar berdering. Tertera nama seseorang yang begitu ia kenal. Akh Sofyan teman sehalaqohnya yang paling dekat dengannya. Fajar kerap sekali cerita tentang kondisinya pada Sofyan, begitupun sebaliknya.

Seperti murobbinya, Sofyan pun membaca ada sesuatu yang sedang terjadi pada Fajar, dan Sofyan tahu betul, Fajar tidak mungkin cerita tentang masalahnya pada siapapun, karena Sofyan tau persis karakter saudaranya yang satu ini. Yang tidak mau merepotkan tapi terdepan dalam membantu saudaranya yang dirundung masalah.


“Assalamu’alaikum akhi..”

“Alaikumsalam..”

“Udah bangun belom??”

“Hehehe..baru bangun doang nih…kalo antum ga nelp. Belom bangun nih..hehe”

“ah elo, kebiasaan! Mentang-mentang pengusaha, semaunya dia aja ya..!

“sorry bro..semalem ane tidur sampe larut, anak lagi rewel, jadi begadang jagain Raihan”

“kenapa Raihan?? Sakit akh??

“ia, biasa mau pinter kata orang dulu mah”

“oia akh, acara Baksos untuk tanggal 17 besok ada kendala ga?”

“iya nih ada kendala sedikit, tapi sudah bisa diatasi kok. Biasa masalah tempat ribed perizinan, harus ke RT RW setempat, lurah, dan camat segala. Baru kali ini kita baksos susahnya minta maaf”

“oh gitu, kita kan ga pake bendera partai, dan itu juga atas permintaan warga sekitar”

“ya biasalah akh, mereka terlalu khawatir. Sampai mau berbuat baik saja dan mau meringankan beban masyarkat harus dihalangi secara halus segala.”

“trus jadinya gimana??”

“kita baksos dor to dor akh jadinya..sekalian direct selling, tapi tetap kita menjaga adab berpolitik yang berlaku. Selain kita tawarkan baksos yang murah meriah, kita juga tawarkan stiker cagub kita untuk ditempel dirumahnya. Ini bukan paksaan loh, buat yang mau saja, yang ga mau ya ga papa”

“oh gitu..sip deh, trus teknis siapa saja warga yang mau di datangi sudah jelas kan yah??”

“insyallah sudah akhi, kita mengacu pada kupon yang sudah kita bagikan. Kita kan punya catatan siapa saja yang menerima kupon,

“toyyib kalo gitu…insyallah sukses ya akh..”

“amin..insyalllah”

“oia akh...usaha antum gimana lancar??”

“hmmm…lancar” fajar menjawab ragu..

“yakin…ko kaya ragu2 gitu jawabnya..”

“ada masalah sih sedikit, tapi itu bisa diatur lah..” Jawab Fajar nyantai..

“masalah gimana,,?? Ane tau antum sedang memiliki masalah, dan ane tau gimana karakter antum..”

“masalah kecil ko, antum tenang saja...kemungkinan besar ana akan tutup usaha ana bulan ini, karena sudah 4 bulan terakhir devisit terus..biasalah namanya usaha, pasti memiliki resiko yang tak bias dihindarin..”

“ya Allah…trus modal investor gimana akh, apa sudah balik??”

“alhamdulillah sudah” Fajar menjawab pelan

“eh afwan akh sofyan, anak ane bangun nih…sudah dulu yah..”

“oh iya akh fajar..antum yang sabar ya, insyallah Allah punya rencana buat antum yang lebih baik..”

“amin…jazakallah khoir ya…salamau’alaikum”

“alaikumsalam..”


Pembicaraan itu terhenti, Fajar termenung lalu meneteskan air mata…ia bergumam dalam kesendiriannya “akhi…sebenarnya usaha ana sudah tutup, dan dana investor belum ada yang terbayarkan senilai 120 juta…”


“Akhi ada hal lain sebenarnya yang ingin ana sampaikan…tentang beban hidup yang semakin berat, tentang jurang pendapat yang tajam dengan istri dan keluarga mertua, tentang maisya, dan banyak yang ingin ana keluhkan bersama antum..”


“ya Allah kuatkan hamba dan limpahkan rizki-Mu pada hamba, agar hamba mampu melunasi hutang usaha ini..amin..”

Bersambung
Posting: http://www.islamedia.web.id/2011/09/gundah-fajar-episode-1.html

0 comments:

Posting Komentar